
The New York Historical Society / Getty Images
Mungkin karena beberapa faktor yang mengingatkan orang pada tahun 1920-an dan 30-an, era kelahirannya, gaya Art Deco membuat comeback modis.
Era Industri Emas Menuju Depresi Hebat
Art Deco dimulai sebagai gerakan desain di era industri emas tahun 1920-an tetapi popularitasnya terus berlanjut sepanjang Depresi Hebat tahun 1930-an. Bahkan, karena begitu banyak bangunan gaya Art Deco naik selama periode keruntuhan ekonomi, gaya ini kadang-kadang dikenal sebagai Depresi Moderne.
Art Deco Mewujudkan Kemewahan
Terlepas dari kenyataan bahwa gaya Art Deco berkembang selama masa ekonomi dan sosiologis berjuang keras, art deco mewujudkan kemewahan. Hewan dan tanaman eksotis bergaya arsitektur dan dekorasi. Goldtone, perak, krom, dan permukaan reflektif lainnya seperti cermin digunakan secara luar biasa. Kulit yang kaya dan permukaan bertatah banyak digunakan. Usia mesin dan manusia ditinggikan. Gambar gaya dan glamor manusia dan teknologi menjadi populer di media cetak dan patung.
Bentuk Geometris Bergaya
Ketika kita melihat ke belakang, kita dapat dengan mudah melihat bahwa gaya Art Deco lebih lanjut didasarkan pada bentuk-bentuk geometris bergaya seperti bentuk melangkah, chevron, sunburst, dan kurva. (Misalnya, intip foto di Gedung Chrysler di New York City, yang dibangun selama masa periode art deco.) Bentuk-bentuk ini dianggap cukup modern pada saat popularitas Art Deco, meskipun banyak dari bentuk ini diadaptasi dari motif Aztec dan Mesir kuno.
Menekankan Penggunaan Bahan Buatan Manusia
Karena art deco mulai berkembang pada masa kemajuan teknologi, itu juga menekankan penggunaan bahan-bahan buatan manusia seperti krom, baja tahan karat, dan plastik melalui bahan-bahan alami seperti kayu juga digunakan. Warna-warna selama periode ini kaya dan bersemangat untuk menggambarkan gaya art deco yang glamor dan khas.
Formal dan Terkendali
Desain Art Deco bersifat formal dan terkontrol namun memegang tangan dengan kecanggihan sementara tampil pada saat yang sama menjadi sedikit flamboyan. Kombinasi elemen-elemen yang tampaknya saling bertentangan inilah yang membuat gaya Art Deco begitu menarik dan telah membantunya bertahan melewati waktu.
Kelahiran Kembali dari Gaya Dekorasi Populer ini
Saat ini, istilah “Art Deco” mungkin memunculkan gambar-gambar romantis dari wanita-wanita berpakaian bagus dan pria-pria yang mengenakan gelas martini ketika suara band jazz memancar di belakang mereka di sebuah ballroom yang didekorasi dengan mewah. Mungkin ini adalah gambar yang tampaknya mewah namun tanpa beban yang ditarik orang selama masa ekonomi yang penuh gejolak ini yang telah menyebabkan kita menghidupkan kembali gaya dekorasi yang populer ini.
Karakteristik Khas Ruang Gaya Art Deco
- Penggunaan bentuk bujursangkar dan simetris bersama dengan bentuk bergaya
- Tepi yang tajam bersama dengan kurva yang berani dan ditekankan
- Permukaan reflektif dan penggunaan cermin
- Penggunaan berulang bentuk geometris digabungkan untuk membuat desain dan pola melangkah
- Bahan mewah seperti kayu eksotis, inlay, emas, dan krom
- Pengaruh Aztec dan Mesir termasuk ziggurat, sunburst, dan baut listrik
- Pencahayaan evokatif yang memancarkan suasana hati yang canggih
- Warna-warna berani dengan kontras yang tajam, meskipun hitam dan putih dan netral juga populer
- Rasa kosmopolitan yang canggih
- Tidak adanya tekstur mentah — semuanya dipoles, halus dan diperlengkapi untuk merayakan usia mesin
- Kulit dan pola hewan eksotis digunakan dengan cara yang canggih
- Pola yang sangat bergaya diambil dari tumbuhan dan hewan
- Perayaan garis
- Interior "Tanpa embel-embel" —tidak ada bulu, bunga lembut, plaid, atau renda
Catatan dekorator: Art Deco sering bingung dengan gaya Art Nouveau sebelumnya tetapi kedua gaya tersebut sangat berbeda. Art Nouveau memang menggunakan bentuk geometris tetapi Art Nouveau jauh lebih mitos, organik, cairan, dan asimetris daripada art deco. Warna dan pola lebih lembut dengan art nouveau. Peggy at at Fauxology memiliki artikel yang bagus tentang mengenali perbedaan dalam dua gaya.